Antre BPJS ga lama kok

Siapa bilang antre BPJS lama, setidaknya ini yang saya pernah rasakan. Mengurus surat-surat kependudukan sekalian saat pulang kampung menjadi agenda rutin seorang nomaden seperti saya. Hari itu memang sudah terjadwal oleh sekretaris pribadi saya, baca Swipes, untuk mengurus BPJS. Tentu degan kemudahan akses teknologi saya kepo dulu dong tentang hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain di BPJS dengan harapan selesai di online dan ga perlu antre panjang. Tapi yah, nasib berkata lain, raga ini tetap harus datang ke kantor BPJS. FYI, karena dalam satu KK saya sudah ada yang punya BPJS, maka anggota keluarga yang belum dan mau menurus harus datang langsung.
Sumber http://www.bekasibusiness.com/2014/01/07/antrian-pelayanan-di-kantor-bpjs-kota-bekasi-meningkat/ 

Datanglah saya kesana dan bener saja, antrean dari parkiran sudah nampak bejibun, bahkan BPJS Palembang, pasang tenda di depan pintu masuknya. Bujubuneng…. Udah males aja masuk ni, tapi bukan ksatria kalo mundur sebelum tarung kan ya. Pagi itu masih sekitar 6.30 WIB dan sudah begini ramenya, pantes saja kalau beredar stigma antrean BPJS itu panjaaaaaaaang dan lamaaa. BPJS juga menempatkan 2 petugasnya di luar yang tampak sibuk melayani pertanyaan pendaftar, yang kebanyakan pertanyaan sudah jelas ada di web. Seperti tipikal antrean di Indonesia, tidak ada budaya antre yang rapi, semua saling serobot, fuih.., saya mengamati sambil pinter- pinter memposisikan diri. Posisi yang aman, nyaman dan tentunya berusaha mengambil porsi antrean yang menjadi hak saya. 

Ketika sampai di depan tugas, saya langsung menanyakan hal-hal yang kurang jelas di web, utamanya tentang, kenapa saya harus datang langsung untuk mendapatkan virtual account, sedangkan ada pilihan pengisian formulir online untuk pendaftar BPJS baru sebagai syarat mendapat virtual account. Untungnya petugas ini menjelaskan dengan baik. Kira-kira begini penjelasannya 

“Begini bu (walau belum sah jadi ibu-ibu, sudah biasa mah dipanggil beginian di tempat umum Zzzz), jika salah satu anggota keluarga di dalam KK sudah memiliki BPJS, sebenarnya nama lain di KK sudah masuk dalam sistem kami namun sifatnya idle. Nah, sistem untuk mengaktifkan itu ada di petugas counter dan tidak dibuka untuk umum”. 

Cukup puas dengan jawaban petugas, saya langsung memberikan berkas yang diminta dan lengkap. hahahha ini faedahnya googling. 

Sang petugas menghela nafas berat “aduh bu kalau semua yang mengajukan aplikasi seperti ibu, pasti kerjaan saya akan lebih ringan” 

Hehehehe selama antri memang saya amati, tipikal yang antre kebanyakan bapak atau ibu sepuh yang syarat administrasinya tidak lengkap dan (menurut saya) dengan berbagai alasan meminta diloloskan verifikasi berkasnya. Detik itu juga saya berkesimpulan kalau, pantes saja anggapan negative benyak berkembang tentang proses aplikasi BPJS, lah orangnya banyak yang belum aware. Sekarang pakai logika ya, kalau syarat administratifnya belum lengkap berarti kan tidak bisa di proses, kemudian petugas di garda pertama yang panas-panasan setiap hari bukanlah penentu kebijakan, mereka hanya menjalankan tugas dengan SOP yang diberikan dari perusahaan. Ketiga regulasi tentang syarat berkas tentunya sudah melalui penggodokan yang matang dari manajemen, jika nantinya terjadi masalah lebih lanjut ya saya bilang jangan pernah salahkan BPJS, sebab kita sendiri sebagai pihak yang menerima service sudah tidak kooperatif. Maaf ya.. bukannya berat sebelah, saya cuma berusaha objektif. 

Singkat cerita saya dapet nomer antrean 785 (((Waw))), mau berapa bulan purnama ngantre untuk dapet giliran -.-“. Tapi nothing to lose dah, PD saja saya masuk ke dalam ruangan. Di ruangan mah biasa, ormed (orientasi medan) dulu. Ruangan penuh sekali, ada sekitar 20 counter yang melayani “nasabah” BPJS. Di ruangan rupa rupa Indonesia kental sekali, tidak tertib blass… ada yang sibuk dengan barang bawaan, ada yang mencari pembelaan tentang kekurangan aplikasi dengan sit mate di sebelahnya, ada mengeluh jauh-jauh datang, saya sih kurang suka aura negative nya. Tapi ada juga yang duduk tenang sambil memperhatikan sekeliling dan nampak berfikir. Yah begitulah penggambaran ruang BPJS Palembang hari itu. Tentang nomer antrean saya, ternyata saya tidak harus menunggu 700an orang sebelum saya untuk maju. Nomer tersebut ternyata memiliki kode yang sepertinya terlalu lama kalau saya tanyakan ke petugas. Saya amati bahwa, tiap digit menggambarkan pembagian golongan pendaftar BPJS. Misalnya untuk TNI/Polri dan PNS itu ternyata berbeda jalur antreannya begitu juga konter yang melayaninya. Saya yang nomernya 785 ini ternyata hanya perlu menunggu 10 orang yang mengantre dari jalur umum di depan saya, lesson learn ini kalau cari tahu dulu sebelum bertindak. Coba kalau tadi begitu dapet nomer antrean terus saya sudah males dan pulang, sepertinya saya akan sama dengan mereka yang beranggapan BPJS itu ribet, panjang dan makan waktu lama.

Ketika sampai si counter layanan, berkas saya diverifikasi dan langsung diterima. Petugas pun memberikan virtual account sebagai kode bayar premi saya. Lalu petugas menginfokan saya untuk membayar transfer dana sesuai pilihan fasilitas kesehatan saya, dan kembali ke counter sebelahnya dengan membawa bukti pembayaran untuk dicetakkan kartu BPJS. Saya pun meninggalkan “kerumunan” manusia dan mencari ATM terdekat daripada antre di loket pembayaran manual yang juga nampak mengular itu, untungnya persis di seberang kantor ada “yieehaa”. Yap pencat pencet ATM, keluar struk pembayaran, saya kembali ke counter sesuai instruksi, menunggu sekitar 5 menit dan tararaaaa… kartunya jadi. Total waktu yang saya habiskan di miniatur padang mahsyar (ini lebay ya) itu ga ada satu jam. So based on my empirical experience, dengan ini saya menyatakan anter BPJS it cepet. Dengan syarat anda tertib dan sesuai aturan. :D


0 comments:

Post a Comment

 

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author

Hy, my name is Sekar Hanafi. A dynamic girl who really wants to explore many interesting things. Every time I try to do epokhe and this makes me curious about many things. As Lau-zhu said "a journey of a thousand miles must begin with single step", glad to me to share something less as the part of my long journey. Let's share and Carpe Diem ^.^