FORUM INDONESIA MUDA 17: Cerita Gue, Suka- suka gue

29 April 2015
Pre arrival PT ISF


Apasih FIM itu?  Seharusnya kalau kalian itu benar-benar pemuda Indonesia sejati harusnya tau FIM. FIM adalah forum independen yang mempersatukan pemuda dari penjuru nusantara. Begitu sih yang ada di profile nya check di www.forumindonesiamuda.org

Masuk FIM menurut saya walaupun kompetitif, masih bisa dijangkau kok. Sebab yang ada di dalam FIM itu bisa saya katakan “berpotensi”. Jadi FIM memberi kesempatan yang sangat besar untuk mereka yang memiliki potensi untuk mengembangka diri, kira-kira beginilah yang saya rasakan.

Sejak proses rekruitmen panjang FIM 17, akhirnya eksekusi pelatihan dilakukan. Di hidup nomaden saya kali ini, saya berkesempatan berangkat dari Surabaya dengan FIM Heroes. Perjalanannya menyenangkan sekali, kami berangkat dari Stasiun Pasar Turi Senin 27 april jam 21.00. Proses keberangkatan dibilang dramatis juga nggak but this is the first time for us to know more.

Sebelum berangkat saya masih harus menyelesaikan beberapa tanggung jawab laporan ke  Dispora Provinsi Jawa Timur, so walaupun berangkatnya baru jam 9 malam, saya sudah sejak pagi berangkat ke Surabaya, domisili saya di Mojokerto.

Selesai mengurus segala tanggung jawab di Dispora, pukul 16.30, pak Aris, staff dispora prov Jatim, berbaik hati memberikan saya tumpangan  ke Delta Mall, tempat saya janjian menunggu Tisa. Haduuh, masuk mall dengan bawaan segaban sebenernya malu ya gaes, tapi karena saya jago bermimikri, cukup pakai kacamata hitam semua masalah selesai !!!. hahahhhaha

Kalau kamu sulit membayangkan seperti apa perwujudan saya dengan segala bebawaan itu, bayangkan saja teenage mutant ninja turtle pake kerudung, buff menutup muka plus sun glass. Tubuh pendek, “bulat”, memanggul carier 45 liter dibelakang dan day pack 30 liter di depan. Total bawaan saya yah kira-kira ada 20 kilo.

Saya pikir menunggu Tisa di toko buku akan mengasyikkan. Yang ada di bayangan saya, masuk pintu mall langsung ketemu toko buku titip tas, cari buku lalu keluar jalan-jalan, barang bawaan biarin aja di penitipan. At least saya terbebas dari "beban" hidup ini sesaat. Namun, begitu masuk eng..ing..eng toko bukunya ga ketemu-ketemu T.T.

Tadi Pak Aris bilang ada kok di lantai bawah, di web juga ada tu toko buku di lantai dasar. Tapiiiiii, ternyata di puter2 kok ga ada ya L. Saya harus tetap keliatan cool dong. Lalu masuklah saya ke ATM corner. Bukan untuk ambil uang, tp untuk merehatkan pundak sambil pura-pura cek saldo. (tips ngenes elegan ini)

Biasanya kalau sudah mentok gini orang akan bertanya ke mbah Google lewat ponselnya, tapi sayang nya itu tidak terjadi pada seorang onliner bermodal free wifi seperti saya. Kalau sudah capek gini saya biasanya bersolawat dalam hati lalu follow aja kaki jalan. Asal ga keliatan bingung dan linglung. Perkara nanti kesasar muter Mall jauh dengan beban berat mah urusan belakang yang penting keren dulu dah. Hahah..enggak lah.. Alasannya ga sesederhana itu. Saya selalu ingat pesan Alm Babe (bapak saya) salah satu tameng jaga diri di tempat asing itu yg penting follow your heart dan melangkahlah dengan yakin, hazeeek.

Selama muter-muter, kalian tahu kan SPG yang suka teriak-tereak di depan toko mereka “Selamat Siang Kakak, silahkan mampir Japanese foodnya”. Dan *aha saya pun muncul, saya tanya ke dedek unyu SPG, and I am surprised, she do not know where the book store is. Zonkkk kan..!!! Aduh biyung, ini pundak sudah nyut nyutan... dimana gerangan kah si toko buku.

Ditengah pengembaraan modern, saya ketemu ibu-ibu Cleaning Service yag pasti bagus banget ormed lokasinya kan. Dan you know gaes, Gra***** barusan bangkut di mall ini, ada toko buku lainnya di lantai 3. APAH lantai 3!!! Ekspresi saya kek adegan film anime jepang yang orangnya langsung meleleh. Tapi, ikat kepala harus segera dikencangkan dan juga yaelah ini di mall kalik, ada eskalator, ada lift, ga kek jalur trekking Sindoro juga. Walaupun ada fasilitas tapi kan tetep aja ini tas berat keleeus. Ya udah lah ya.,saya jalan hingga akhirnya sampailah di toko buku.

Setelah meletakkan beban saya pun mencari AMBA nya Laksmi Pamuntjak, buku inceran saya. Tapi, bukunya ga ada T.T Ini punggung udah makin nyut-nyutan aja, Tisa belum kasih kabar juga. Dan terpilihlah tempat slonjoran tersyariah,  Mushola. Saya ke mushola, berwudhu dan slonjoran sambil menunggu waktu maghrib. Belum lagi maghrib Tisa ngabarin kalau sudah ada di fast food resto di lantai dasar Mall. Saya bilang, keatas aja Tis?, “Aduh kak bawaan sebanyak ini keknya berat deh kalau mau keatas”, lalu di kepala saya keluar suara “ lah terus lu kire ini gue udah kek ninja turtle kagak berat apa -.-“

Saya pun cuss kembali ke toko buku, mengambil punuk-punuk saya itu lalu meluncur menemui Tisa. Di bawah, Tisa sudah duduk syantik sambil makan ice cream selebriti sembari tak atik gadgetnya. Pertama dia sadar liat saya komen nya gini “Kakak mau umrah backpakeran?”. Beberapa saat saya meletakkan tas si Tisa tersadar antingnya hilang sebelah. Karena udah parno lubang antingnya buntu, si Tisa pun masuk emoll lagi nyari anting, saya diajak, tapi sepertinya ngaso disini lebih nyaman. Kalau sudah begini mah faham ke-kecean saya luntur sudah. Saya pun tertidur.

Tisa datang dan membangunkan saya lalu kami pun cus langsung ke PT. ISF (Pasar Turi Is So Far) hahahhahaha. Niat awalnya sih naik Line (sebutan angkutan kota di Surabaya) tapi cewek-cewek kece metropolis ini akhirnya, dengan segala pertimbangan, memilih naik taxi.

Di Taxi saya milih duduk di depan biar lebih membumi gitu dan bisa perhatikan jalan. Supir taxi berlambang burung biru yang kami tumpangi kali ini ramah dan gokil. Namanya Supardi, tapi biasa dipanggil Ardi, katanya biar keren mbak.. Zzzz. Kami lalu cerita-cerita, bro Ardi langsung ketahuan dari Madura karena logatnya yang kental kek fla pudding (hmmm sedap). Aduh naik ini taxi ga berenti deh ngakak, masak si Ardi cerita kisah hidupnya sebagai driver pribadi di keluarga dokter lalu beralih ke driver taxi karena ditinggal bos nya pindah ke Kalimantan. Cita-cita nya menikahi janda kaya, yaampun -.-“ banget kan ya.

Saya dan Tisa yang pertama hinggap di PT. ISF, 7 orang yang lain masih otewe, masih packing malah mungkin masih ada yang kuliah hahahhaha. Di sela-sela menunggu, setelah extend sholat hingga waktu isya saya pun ber-emperan light dinner dengan Tisa.

Habis makan ini bocah ribut banget msalah selisih harga teh kemasan di dua minimarket yang saling bersaing di negeri ini. “aku sih sebel banget kalo beli teh kemasan kesukaan aku  di minimarket X, masak lebih mahal seribu perak. Jadi aku sih tentap cinta sama minimarket Y”, Tisa sang analis teh kemasan.
 
Simak terus kisah selanjutnya gaes.

0 comments:

Post a Comment

 

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author

Hy, my name is Sekar Hanafi. A dynamic girl who really wants to explore many interesting things. Every time I try to do epokhe and this makes me curious about many things. As Lau-zhu said "a journey of a thousand miles must begin with single step", glad to me to share something less as the part of my long journey. Let's share and Carpe Diem ^.^