Hari
ini 10 Oktiber 2014 seperti biasa para Bagoes Krucils dengan semangatnya sudah datang ke markas
selepas kumandang azan maghrib. Tak pernah terlihat penat di wajah mereka hanya
ceria dan bahagia. Hari ini aku mengajar kelas Alit yaitu mereka yang duduk di
kelas 2 dan 3.
Seperti biasa mereka menanyakan PR yang sudah dikejarkan untuk
memastikan jawaban, setelah selesai dan masih tersedia waktu warga kelas alit
minta diajarkan menegenai perkalian. Hmm ini adalah ide pelajaran menarik untuk
dipelajari. Karena keterbatasan sarana maka aku mencoba mengajarkan mereka
perkalian dengan metode drilling, yaitu dengan membuat mereka mengulang-ulang
perkalian dengan tujuan agar lebih mudah dihapal. Ternyata usahaku sukses namun
berakibat si kembar dan Damar dan Dimar menangis berjamaah. Tragedi menangis
berjamaah dimulai setelah siswa alit sudah bisa menghapal perkalian dua kemudian
aku meminta mereka untuk berdiri agak jauh dan melafalkan hafalan mereka.
Di
sudut markas Bagoes yang lain kakak-kakak dari kelas Ageng berulah, mereka
mempercandai damar yang awalnya sudah dengan hebatnya hapal dan berani maju ke
depan Bagoes, tangispun pecah. Tak lama kemudian si kembar ini
menularkan tangisannya pada Dimar, dan jadilah tangis berjamaah malam ini.
Melihat tangisan mereka di sudut latar tempat belajar kami segera aku
mendatangi Damar memeluknya dan berusaha menenangkannya.
Tangis Damar dan Dimar membuatku membuatku berfikir bahwa untuk hanya maju tampil ternyata bukanlah hal yang sepele. Jika dikaji secara teori mungkin banyak penjelasannya, namun kejadian ini membuatku tersadar ada hal tak nampak yang perlu diperhatikan.
0 comments:
Post a Comment