Jelas tak kuingat lebih dari dua puluh tahun lalu saat pertama kali kita bertemu. Namun ku yakin sejak itulah aku jatuh dan mencintaimu begitu
dalam. Kau bukanlah sosok tampan nan gagah Agus Harimurti Yudhoyono,
Pidi Baiq bahkan mungkin Dodit Mulyanto yang sukses menjelma hysteriaku. Namun
kau adalah kau dengan segala yang ku tahu, pasti, selalu dan akan tetap
mencintaiku.
Aku ingat saat pertama kali kau mengajarkanku bersepeda. Kau
siapkan dua pancik’an batu di depan
rumah dan di depan warung Pak Nuri untuk memudahkanku naik ke sadel, aku masih
pendek saat itu. Kakiku bahkan tak cukup panjang untuk memutar sadel roda 360
derajat secara penuh. Kau membelikanku sepeda besar. “supaya awet sampai gede”, bisikmu pada ibu.
Saat itu, jika aku terjatuh sebelum mencapai titik pancik’an maka aku akan mendorong sepeda menuju pancik’an untuk bisa naik sepeda kembali.
Cinta pertamaku,
Ingatkah pekan itu, saat rumah kita kebanjiran? Kau
menggendongku sembari membawa Mas di punggungmu? Kau bawakan kami
ember air bersih untuk membasuh kaki sebelum bersepatu di lapangan kering di depan surau? Ingatkah? The avengers pun bagiku tak lebih kuat darimu.
Ingatkan saat kau menggendongku, saat kakiku paralyzed atau
ketika rak piring rapuh kita menjatuhiku dengan segala perkakas berat itu?
Ingatkan saat kau membalut tanganku yang penuh darah, saat ku
pukul kaca lemari?
Ingatkah saat aku hampir dikeluarkan dari TK, setelah memukul temanku hingga berdarah?
Ingatkah saat kau belikanku boneka beruang kecil putih dengan
pita merah di Megahria?
Ingatkah saat kau membangunkanku saat aku tertidur di atap mobil setiap berkunjung ke rumah pakde Darpangi?
Ingatkah saat kau menemaniku menjalani operasi tumor di
kakiku?
Ingatkah saat kau membelaku ketika aku hampir dikeluarkan
SMA?
Ingatkah saat kita mendayung sampan di rawa belakang rumah
yang berujung karam?
Ingatkah saat pertama kali kau mengajariku mengemudi di Jakabaring?
Ingatkah saat kau mengguyur kepalaku setiap aku malas bangun
pagi?
Ingatkah saat kita memberi obat sakit kepala untuk Murai-Murai
peliharaanmu?
Ingatkah saat malam tahun baru, kita mengepel rumah? eksperimen aquarium Lohan mu gagal total saat itu.
Ingatkah saat engkau letakkan pohon cabai di meja makan
sebagai pelengkap sarapan Mendoan goreng?
Ingatkan saat kita memancing di hutan pedalaman Sekayu dan
melihat tupai ekor merah berkejaran?
Ingatkah kau saat aku datang selepas operasimu di RSCM?
Ingatkah saat kau mengantarkanku ke Sultan Mahmud Badaruddin
II, 10 Januari 2012, ingatkah saat terakhir kita berpandangan? Ingatkah saat kucium tanganmu? Ingatkah saat kau cium pipi dan keningku ?
Dan selang 38 hari kemudian aku yang hanya dapat memandangmu tanpa sedikitpun
balas tatap darimu. Ku guncangkan tubuhmu, ku bisikkan berbagai doa, namun matamu
juga tak sanggup kau buka.
Selamat Ulang tahun, lelaki cinta pertamaku…
Lelaki yang namanya ada di namaku…
Engkau cintaku selamanya…
Aku merindukanmu...
Aku merindukanmu...
š¢
ReplyDeleteTanda tanya? kenapa Bradder
Delete